Sabtu, 09 Januari 2010

Dahsyatnya Siksa Kubur

Pagi ini, kutafakkuri usiku, usia ke -40.
Begitu banyak nikmat Rabb-ku yang belum kusyukuri...
Sementara waktu demikian cepatnya berjalan.
Hingga sampai diriku di jalan ini..
Sambil kutafakkur padamu ya Rabb..
Coba untuk mengingatkan diri yg dhaif, maka tertuanglah tulisan ini



Saat Abu Sinan berduka cita karena kematian adikknya, banyak orang-orang datang berta'ziah ke rumahnya. Diantara mereka, datang Yusuf Al-Ghirbani bersama rombongannya. Abu Sinan nampak begitu sedih, beberapa orang berusaha menghiburnya, namun tak dihiraukannya.

''Abu Sinan , kematian adalah suatu hal yang tak bisa dielakkan, dan setiap makhluk pasti akan mengalaminya. Apakah hal itu tak kau sadari ?'' kata Yusuf.
'' Ya, aku mengerti akan hal itu,'' jawab Abu Sinan.
'' Lalu mengapa kau nampaknya tak rela dengan kematian adikmu ini ? Berduka adalah suatu yang wajar, siapapun pasti merasa sedih karena kematian satu anggota keluarga, tapi jangan sampai berlebihan dan berlarut-larut.''
'' Bagaimana aku tidak bersedih, adikku tak pernah berhenti menerima azab, sejak pagi hingga sore, ''kata Abu Sinan.
''Bagaimana engkau tahu ? Apakah Allah telah memperlihatkan kepadamu tentang apa yang telah ditimpakan pada adikkmu ?''
'' Tidak, Tetapi, ketika selesai pemakaman , dan aku duduk sendirian di atas kuburnya, kudengar suara dari dalam kuburnya.''
'' Suara apa ?'' tanya Yusuf Al-Ghirbani.
'' Rintihan adikku. Dalam rintihannya adikku berkata ; Mengapa mereka meninggalkan aku sendirian menanggung beban siksa. Padahal, ketika aku hidup mengerjakan shalat dan puasa,''kata Abu Sinan , menceritaha apa yang telah didengar dari dalam kubur adiknya.

'' Karena rintihannya itulah yang membuatku bersedih dan menangis,'' Abu Sinan nmeneruskan ceritanya. Karena tak dapat menahan perasaanku, maka kugali kuburan adikku untuk melihat apa yang telah terjadi padanya. Ternyata liang kubur itu tengah dipenuhi api dan pada leher adikku terdapat kalung api yang membara. Aku berusaha menolongnya, tetapi jari tanganku malah ikut terbakar, Kemudian aku menimbun kembali kuburan itu,'' abu Sinan menghentikan ceritanya, ia menundukkan kepala dan air mata menetes dari kedua pelupuk matanya.

''Melihat keadaan adik seperti itu, siapa yang tak akan sedih ?'' lanjut Abu Sinan dengan suara pelan dan tertekan.
'' Apa yang dikerjakan adikmu di masa hidupnya, sehingga sampai menerima siksaan semacam itu ?'' tanya Yusuf Al- Ghirbani.
'' Aku memang sangat menyayangkan sifat adikku semasa hidupnya. Dia teramat kikir, dan tak mau mengeluarkan zakat bagi hartanya,'' jawab Abu Sinan menyesali sifat adikknya yang kikir.

Dituturkan oleh Ibnu Hajar, bagaimana seseorang bila sudah memiliki sifat kikir dan tak mau melaksanakan kewajiban untuk berzakat.
Semoga tulisan ini, mengingatkan diriku yang lemah dan lupa, untuk selalu berbagi dengan sesama...
Akhirnya, aku berharap, di sisa usiaku ini, adalah kebaikan-kebaikan yang selalu ku jalani, berkahilah aku ya Allah...

Tidak ada komentar:

Posting Komentar