Jumat, 18 Desember 2009

Teladan dari Siti Hajar


Ada kenangan manis bila kita ingat Siti Hajar. Ada pula air mata yang terus berlinang saat mengenang kegigihannya di padang tandus untuk mendapatkan air minum buat diri dan anaknya.
Karena perjuangannya, wanita sederhana ini mendapat kemuliaan yang teramat tinggi disisi Allah.
Ada keteladanan yang bisa dipetik dari kepribadian Siti Hajar, dengan keberadaan air zam zam yang berkhasiat, dan dijadikannya sa'i sebagai rukun haji.

^ Keyakinan akan Pertolongan Allah
Ketika Ibrahim mengajak Hajar pergi dari rumah bersama bayi mereka Ismail, Hajar belum mengetahui tujuan kepergiannya itu. Semua menjadi jelas setelah mereka sampai di tengah gurun pasir tandus dan Ibrahim menurunkan Hajar dan Ismail dari untanya.
Di bawah terik sinar matahari yang panas menyengat,diantara pasir dan batu-batuan seluas mata memandang. Wanita mana yang tak takut ditinggal sendirian di sana ? Bukankah ini sama artinya
dengan bunuh diri.? . Sangat manusiawi, jika Hajar kemudian bertanya, '' Apakah ini perintah Allah? '' Nabi Ibrahim as pun mengangguk dan membenarkannya.
Melihat anggukan suaminya, barulah hati Hajar merasa tenang . Bila itu perintah Allah, ia yakin
diri dan bayinya akan selamat. Ia yakin bahwa pertolongan Allah akan segera datang menyelamatkan mereka. Maka tanpa banyak bertanya lagi, ia pun melepas suaminya pergi.
Ia sendiri di tengah padang pasir tak berpenghuni. Sungguh berat rasanya harus berjuang sendirian untuk mempertahankan hidup . Meskipun sendirian, ia tetap optimis. Keyakinan yang kuat ini, membuatnya tidak emosional dan mampu berfikir jernih untuk mencari tempat perlindungan sekedarnya.

^ Pantang Berputus Asa
Bekal makanan dan minuman telah habis, Hajar tidak putus harapan , sebab baginya pertolongan Allah datang harus disertai dengan usaha maksimal.
Ia segera berdiri untuk mencari air , beberapa kali ia terkecoh oleh fatamorgana sehingga ia bolak-balik menaiki bukit Shafa dan Marwa hingga tujuh kali. Ia berlari kesana kemari, dan tak putus asa. Walhasil, pertolongan Allah pun tiba. Allah menghadiahi usaha kerasnya itu dengan satu mu'jizat, air zam zam. Berkat usaha keras dan dan do'a Siti hajar yang tiada henti. Hajar yang terus berbuat sesuatu walaupun harapan hidupnya tinggal di ujung tanduk. Subhanallah...

^ Taat Tak Banyak Protes
Perintah Allah kepada suaminya untuk mengasingkan dirinya, sama sekali tak membuat Hajar mengingkari imannya pada Allah SWT. Tak terlintas prasangka buruk terhadap Allah.
Dengan ikhlas dia terima perintah Allah, dan ia pun merasa tak perlu bertanya lebih banyak kepada suaminya, Ibrahim as , apa lagi untuk menentangnya.
Ketaatan kepada Allah telah ia letakkan lebih tinggi di atas segalanya, bahkan lebih tinggi daripada kecintaan kepada kehidupannya sendiri.

^Ibu sekaligus 'Ayah' yang Berhasil
Setelah meninggalkan istrinya dan anaknya, Ibrahim tak pernah lagi kesana untuk menengok mereka, apaladi turut mendidik Ismail, anaknya. Ibrahim as baru kembali ke tempat tersebut setelah selang beberapa tahun kemudian, dan tempatpun telah berubah menjadi perkampungan Mekkah dengan air zam zam sebagai urat nadi kehidupannya.
Saat pertama kali Ibrahim bertemu anaknya , saat itu Ismail sudah menginjak dewasa. Sekian lamanya ibunda membanting tulang menghidupi dan mendidik anaknya tercinta dengan tangannya sendiri.Dialah Ibu sekaligus Ayah yang berhasil mendidik putranya.
Kepribadian Ismail amatlah luhur, berakhlak baik dan sangat menghormati ayahandanya, yang belum pernah ia temui sebelumnya. Dan terbukti , ketika ia dengan ikhlas mengiyakan permintaan sang ayah yang diperintahkan Allah untuk menyembelihnya.
Demikianlah Hajar telah banyak memberikan teladan kepada kita.
Amiin Allahumma Amiin

Sumber : Mendidik Anak ala Shinchan, Imam Musbikin
( hal 126-130 )












































































































































































































































2 komentar:

  1. Sungguh Allah SWT tidak akan pernah meninggalkan dan melupakan hambaNya....Tapi terkadang manusia suka terlupa dan alpa

    BalasHapus
  2. Makasih coment nya, walaupun anonim, tapi ana faham, sangat faham...
    Syukran support nya...

    BalasHapus